Rangkaian peristiwa saling bertindihan,pertembungan demi pertembungan ceritera membuatkan diriku amat kalut akhir akhir ini. Anak2 keponakan ku(sebelah suami)mereka telah menjadi sebahagian dari hidup ku, mendirikan mesjid yang mengajak aku berkongsi kesibukan.
Menjelmanya June ku kira agak berkelapangan untuk terus menulis namun menghulur bantuan menyiapkan 15 dulang hantaran, kembali mengajak mindaku menghasilkan idea2 kreatif dan baitbait penghargaan yang diterima dibalas dengan kelegaan jauh disudut sanubari ini.
"Baliklah nak Wak sakit" nun di ujung talian pilu sayup suara ibuku. Lewat malam menjelang worldcup kedengan suara adik "Kak ni ada berita" .Tak sanggup untuk meneruskan bicara aku sudah mengerti.Bicara bersambung namun tiada respon dari teman terdekat.Dalam kepiluan lewat subuh itu ku merasakan baitbait jernih menitis di buku yassinku.
Aku bertekateki mengapa sidia no respon ,namun lewat tengahari itu barulah ku ketahui tentang tugas berat yang diamanahkannya untuk menyelasaikan saman berjumlah puluhan ribu ringgit.Ruparupanya sidia bertanggungjawab menyelesaikan saman itu.
Deraian butir2 jernih menjawab pertanyaan ibu namun aku hanya mampu berjanji InsyaAllah akan pulang hujung minggu .
"Dah dengar berita siang tadi Ustaz Hassan Syukri menerima jemputan ilahi"
perlahan suara sayu dari ayah kepada anak-anakku.Berita sedih itu menambah kepiluan dihati rasanya baru beberapa waktu yang lalu aku menyapanya di jalanan.
Menghadirkan diri di rumahnya, bertemu kak Midah ,anak2nya dan rakan2 semasa berjemaah dengan ribuan sahabat amatlah mengharukan.
Itulah kehidupan namanya.Putaran yang penuh dengan keajaiban dari Ilahi.
Menguruskan proses pendaftaran MUET untuk anak ke empat di bawah terik mentari mengajak aku menahan kesabaran dari kehausan.Alhamdulillah segalanya selesai lewat tengahari .
150: Rabiul Akhir 1446H
3 weeks ago
0 komen:
Post a Comment